Assalamu'alaikum :)
Tidak terasa 97 hari lagi memasuki Bulan Ramadhan. Hanya mengingatkan, yang Ramadhan kemarin nggak puasa karena uzur sudah diganti belum hutangnya? Semoga udah lunas semua ya puasanya. Ohya, melanjutkan postingan kemarin, tahun 2019 adalah tahun yang cukup merubah hidupku, baik dari luar maupun dari dalam. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk pakai baju yang lebih tertutup, diberi kesempatan untuk mendengar dan duduk dalam majelis ilmu dari ustadz-ustadz yang masyaAllah ilmu agamanya luas sekali (padahal sebelum-sebelumnya boro-boro datang ke majelis ilmu agama, lihat video ceramah dari youtube aja jarang banget, padahal sudah direkomenkasikan temanku yang sekiranya ustadznya gampang dipahami, yang anak muda banget gitu... Qadarullah... Sekarang justru lebih suka dengar ceramah dari ustadz yang to the point ajarannya dari Al-Qur'an dan Hadist. Perubahan ini sedikit banyak mempengaruhi gaya hidupku menjadi lebih concious, lebih banyak berfikir ketika berbuat sesuatu, membeli sesuatu, ada tidaknya manfaat dari benda/ hal tersebut, ya walaupun kalau aku ngomong masih kurang difikirkan, alias ceplas ceplos, hahaha...
Setelah hijrah pun, rasanya nggak ingin untuk beli baju yang macam-macam, lebih memanfaatkan gamis ibuku yang jumlahnya cukup banyak. Tapi aku hanya ambil beberapa stel saja, karena kebetulan lemari kosku sempit. Selain itu, karena jumlah khimarku hanya 4 buah (2 warna hitam, 1 warna cokelat tua, dan 1 warna abu-abu) membuatku tidak memilih baju dengan warna yang mencolok dan menyesuaikan dengan warna khimar yang ada. Pengeluaran fashionku tahun 2019 otomatis berkurang. Kalau dihitung-hitung, di tahun 2019 aku hanya membeli 4 kerudung persegi, 3 khimar (salah satunya preloved), 1 gamis, sepasang sepatu, 4 masker kain, 2 pasang kaus kaki, 1 inner kerudung, sepasang hand socks dan 1 kali ganti frame kacamata. Tapi ini seingatku lho ya wkwk, semoga benar...
Jujur aku merasa bersyukur sekali menjadi orang yang cuek akan penampilan sekarang. Kalau dulu, sering sekali pakai atasan/ bawahan/ kerudung yang tidak kusukai rasanya tidak nyaman, nggak percaya diri. Kalau jalan pun lebih sering menunduk (ya walaupun sekarang masih menunduk juga- karena menjaga pandangan). Pakai outfit yang sama 2 hari berturut-turut (karena dipakai sebentar, tidak kotor) malu rasanya, kalau kuliah jadi ingin cepat pulang (selain pernah dinotice teman juga karena menggunakan pakaian yang sama), tapi setelah tahu bahwa mencuci baju terlalu sering tidak baik untuk alam (terutama kain dengan bahan sintetis) rasanya lebih lega kalau pakai baju yang masih bersih walaupun sudah dipakai hari sebelumnya :). Dengan jumlah outfit yang minimal juga pikiran tidak terlalu terforsir untuk memikirkan "Aku pakai baju apa ya besok?", dengan begitu bisa untuk memikirkan hal lain... Ya walaupun ada beberapa orang yang menganggap penampilan adalah hal utama, that's no problem. Setiap orang memang memiliki prioritas masing-masing... So, mohon dengan sangat apabila ada seseorang yang cuek dengan penampilan, atau penampilannya berbeda dari yang lain, jangan jugde dia ya, siapa tahu uang yang seharusnya digunakan untuk membeli outfit, ternyata digunakan untuk kebutuhan keluarga yang lebih mendesak, atau ternyata he/she's spending the money for skincare, because he/she has breakout of acnes, dan lain lain...
Karena di Surabaya saat itu (tahun 2019) baru dibuka zero waste store, aku pun jadi sering jajan disana. Selain jajan, di sana pun aku bisa menitipkan sampah yang dapat didaur ulang. Selama hampir setahun aku sebisa mungkin mengumpulkan sampah plastik PET, kaleng, kardus, botol kaca yang ku gunakan untuk ditabung di bank sampah. Namun, karena jarak bank sampah cukup jauh, akhirnya aku titipkan sampah-sampahku di toko tersebut, dan nantinya akan diolah di bank sampah. Di akhir tahun ini aku juga mulai untuk membuat komposter di rumah, karena merasa bersalah sampah-sampah organik yang dihasilkan rumahku ternyata sangat banyak. Alhamdulillah berjalan dengan lancar, sampai aku menemukan larva lalat BFS (Black Flies Soldier) yang menjadi indikator keberhasilan kompos :)
Bagi teman-teman yang masih ragu untuk memulai #LifeLessWaste karena "Ah, paling nggak ngaruh kalau yang melakukan kita-kita aja", atau "Percuma ngelakuin kalau orang lain aja masih pakai plastik banyak". Hey, percayalah kalau Allah ﷻ, Tuhan kita selau melihat kebaikan yang kita lakukan sekecil apapun. Yang membedakan masing-masing individu di hadapan Allah adalah amal perbuatannya, kalau niatmu tulus untuk menjaga bumi, melindungi apa yang telah dititipkan olehNya, insyaAllah Dia akan melihat itu sebagai amal baik. Karena banyak ayat dalam Al-Qur'an menjelaskan bahwa Allah ﷻ tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi.
Buat teman-teman yang sudah memulai #LifeLessWaste, Alhamdulillah. Aku ucapkan terima kasih, mari bersama menjaga bumi :) Kita doakan teman-teman yang belum memiliki kesadaran semoga diberikan pencerahan oleh Allah. Aamiin...
Tidak terasa 97 hari lagi memasuki Bulan Ramadhan. Hanya mengingatkan, yang Ramadhan kemarin nggak puasa karena uzur sudah diganti belum hutangnya? Semoga udah lunas semua ya puasanya. Ohya, melanjutkan postingan kemarin, tahun 2019 adalah tahun yang cukup merubah hidupku, baik dari luar maupun dari dalam. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk pakai baju yang lebih tertutup, diberi kesempatan untuk mendengar dan duduk dalam majelis ilmu dari ustadz-ustadz yang masyaAllah ilmu agamanya luas sekali (padahal sebelum-sebelumnya boro-boro datang ke majelis ilmu agama, lihat video ceramah dari youtube aja jarang banget, padahal sudah direkomenkasikan temanku yang sekiranya ustadznya gampang dipahami, yang anak muda banget gitu... Qadarullah... Sekarang justru lebih suka dengar ceramah dari ustadz yang to the point ajarannya dari Al-Qur'an dan Hadist. Perubahan ini sedikit banyak mempengaruhi gaya hidupku menjadi lebih concious, lebih banyak berfikir ketika berbuat sesuatu, membeli sesuatu, ada tidaknya manfaat dari benda/ hal tersebut, ya walaupun kalau aku ngomong masih kurang difikirkan, alias ceplas ceplos, hahaha...
Setelah hijrah pun, rasanya nggak ingin untuk beli baju yang macam-macam, lebih memanfaatkan gamis ibuku yang jumlahnya cukup banyak. Tapi aku hanya ambil beberapa stel saja, karena kebetulan lemari kosku sempit. Selain itu, karena jumlah khimarku hanya 4 buah (2 warna hitam, 1 warna cokelat tua, dan 1 warna abu-abu) membuatku tidak memilih baju dengan warna yang mencolok dan menyesuaikan dengan warna khimar yang ada. Pengeluaran fashionku tahun 2019 otomatis berkurang. Kalau dihitung-hitung, di tahun 2019 aku hanya membeli 4 kerudung persegi, 3 khimar (salah satunya preloved), 1 gamis, sepasang sepatu, 4 masker kain, 2 pasang kaus kaki, 1 inner kerudung, sepasang hand socks dan 1 kali ganti frame kacamata. Tapi ini seingatku lho ya wkwk, semoga benar...
Jujur aku merasa bersyukur sekali menjadi orang yang cuek akan penampilan sekarang. Kalau dulu, sering sekali pakai atasan/ bawahan/ kerudung yang tidak kusukai rasanya tidak nyaman, nggak percaya diri. Kalau jalan pun lebih sering menunduk (ya walaupun sekarang masih menunduk juga- karena menjaga pandangan). Pakai outfit yang sama 2 hari berturut-turut (karena dipakai sebentar, tidak kotor) malu rasanya, kalau kuliah jadi ingin cepat pulang (selain pernah dinotice teman juga karena menggunakan pakaian yang sama), tapi setelah tahu bahwa mencuci baju terlalu sering tidak baik untuk alam (terutama kain dengan bahan sintetis) rasanya lebih lega kalau pakai baju yang masih bersih walaupun sudah dipakai hari sebelumnya :). Dengan jumlah outfit yang minimal juga pikiran tidak terlalu terforsir untuk memikirkan "Aku pakai baju apa ya besok?", dengan begitu bisa untuk memikirkan hal lain... Ya walaupun ada beberapa orang yang menganggap penampilan adalah hal utama, that's no problem. Setiap orang memang memiliki prioritas masing-masing... So, mohon dengan sangat apabila ada seseorang yang cuek dengan penampilan, atau penampilannya berbeda dari yang lain, jangan jugde dia ya, siapa tahu uang yang seharusnya digunakan untuk membeli outfit, ternyata digunakan untuk kebutuhan keluarga yang lebih mendesak, atau ternyata he/she's spending the money for skincare, because he/she has breakout of acnes, dan lain lain...
Karena di Surabaya saat itu (tahun 2019) baru dibuka zero waste store, aku pun jadi sering jajan disana. Selain jajan, di sana pun aku bisa menitipkan sampah yang dapat didaur ulang. Selama hampir setahun aku sebisa mungkin mengumpulkan sampah plastik PET, kaleng, kardus, botol kaca yang ku gunakan untuk ditabung di bank sampah. Namun, karena jarak bank sampah cukup jauh, akhirnya aku titipkan sampah-sampahku di toko tersebut, dan nantinya akan diolah di bank sampah. Di akhir tahun ini aku juga mulai untuk membuat komposter di rumah, karena merasa bersalah sampah-sampah organik yang dihasilkan rumahku ternyata sangat banyak. Alhamdulillah berjalan dengan lancar, sampai aku menemukan larva lalat BFS (Black Flies Soldier) yang menjadi indikator keberhasilan kompos :)
Bagi teman-teman yang masih ragu untuk memulai #LifeLessWaste karena "Ah, paling nggak ngaruh kalau yang melakukan kita-kita aja", atau "Percuma ngelakuin kalau orang lain aja masih pakai plastik banyak". Hey, percayalah kalau Allah ﷻ, Tuhan kita selau melihat kebaikan yang kita lakukan sekecil apapun. Yang membedakan masing-masing individu di hadapan Allah adalah amal perbuatannya, kalau niatmu tulus untuk menjaga bumi, melindungi apa yang telah dititipkan olehNya, insyaAllah Dia akan melihat itu sebagai amal baik. Karena banyak ayat dalam Al-Qur'an menjelaskan bahwa Allah ﷻ tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi.
Buat teman-teman yang sudah memulai #LifeLessWaste, Alhamdulillah. Aku ucapkan terima kasih, mari bersama menjaga bumi :) Kita doakan teman-teman yang belum memiliki kesadaran semoga diberikan pencerahan oleh Allah. Aamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar